SOFTBALL X

Rabu, 01 Desember 2021

LEMPAR LEMBING

 





Sejarah cabang olahraga lempar lembing

Sebagai cabang olahraga atletik, lempar lembing merupakan nomor olahraga hasil pengembangan dari penggunaan tombak dalam kehidupan manusia, termasuk untuk berburu atau berperang. Mengikuti hal ini, atlet lempar lembing harus mampu menggunakan satu tangan untuk melempar tombak berujung logam sejauh mungkin.

Lempar lembing diyakini sudah diperkenalkan selama ajang Olimpiade Kuno sebagai bagian dari pentathlon pada 708 SM. Selanjutnya, olahraga melempar ini kembali muncul di Jerman dan Swedia pada tahun 1870-an. Hingga pada akhirnya menjadi bagian dari cabang olahraga atletik Olimpiade modern sejak 1908 untuk pria dan 1932 untuk wanita.

Teknik dasar lempar lembing

Lempar lembing merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang sangat mengutamakan gerakan dan kekuatan otot lengan, sehingga Anda perlu melakukannya dengan teknik yang benar untuk menghindari cedera. Setiap kali Anda memulai sesi latihan, pastikan selalu melakukan pemanasan dengan meregangkan lengan dan bahu secara menyeluruh.

Teknik dasar lempar lembing setidaknya terdiri dari tiga bagian, yakni teknik memegang lembing, teknik berlari dan membawa lembing, serta teknik melempar lembing.

1. Teknik memegang lembing

Ada tiga gaya pegangan lempar lembing yang berbeda, yakni gaya Amerika, gaya Finlandia, dan gaya penjepit atau tang. Apabila baru memulai olahraga ini, cobalah setiap gaya dalam memegang lembing untuk menemukan yang paling cocok untuk Anda.

Hal yang terpenting adalah lembing harus Anda letakkan secara horizontal pada bahu, dengan telapak tangan menghadap ke atas. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing teknik memegang lembing.

  • Gaya Amerika (American grip). Teknik pegangan paling umum yang bisa Anda lakukan dengan memegang lembing dengan bagian tali di antara ibu jari dan jari telunjuk. Telapak tangan dan sisa jari lainnya menggenggam seperti biasa.
  • Gaya Finlandia (Finnish grip). Hampir mirip seperti gaya Amerika, namun Anda perlu mengulur jari telunjuk agak ke belakang untuk kontrol. Sementara untuk mencengkram bagian tali Anda lakukan dengan ibu jari dan jari tengah.
  • Gaya penjepit (V-grip). Biasa disebut sebagai gaya tang, karena Anda akan menjepit lembing di antara jari telunjuk dan jari tengah. Sementara, ibu jari, jari manis, dan jari kelingking memegang santai lembing.

2. Teknik membawa lembing

Setelah Anda memilih dan membiasakan dengan salah satu cara memegang lembing, berikutnya ikuti langkah-langkah membawa lembing di bawah ini.

  • Mulailah dengan memegang lembing di atas bahu, dengan posisi siku harus mengarah ke depan. Kemudian arahkan ujung lembing ke arah area lemparan dengan kemiringan sekitar 40 derajat.
  • Saat melakukan langkah pertama, posisikan pinggul Anda tegak lurus dengan area target. Pemula umumnya akan mengambil 10 kali langkah lari sebelum melempar, sementara atlet bisa melakukan 13 hingga 18 kali langkah.
  • Selama berlari, pastikan Anda pertahankan posisi lembing seperti pada gerakan awal.
  • Jika telah mencapai langkah terakhir, putar kaki yang berlawanan dengan tangan Anda yang memegang lembing dan arahkan pinggul ke target Anda.
  • Lakukan gerakan kaki menyilang, sambil menarik lembing ke belakang. Posisikan badan condong ke belakang sambil meluruskan lengan dan bahu untuk bersiap melempar.

3. Teknik melempar lembing

Langkah-langkah melempar lembing berikut ini akan sangat menentukan seberapa jauh dan akurat ketika Anda melemparkan lembing.

  • Setelah meluruskan kedua lengan dan tubuh condong ke belakang, tetap pertahankan pandangan Anda ke area target.
  • Gunakan kaki yang berada di depan sebagai tumpuan, lalu dorong dengan kaki Anda yang lainnya. Pindahkan berat badan Anda ke depan sambil bersiap untuk melemparkan lembing.
  • Pada saat bersamaan, dorong lengan yang memegang lembing ke atas dan ke depan. Lepaskan lembing saat tangan berada di depan kaki tumpuan atau di puncaknya.
  • Lempar sekuat-kuatnya dan jaga keseimbangan tubuh setelah melempar lembing.

Spesifikasi alat dan lapangan cabang olahraga lempar lembing

International Association of Athletics Federations (IAAF) menentukan sejumlah aturan terkait peralatan lembing dan lapangan pertandingan pada Olimpiade dan turnamen atletik lainnya. Beberapa peraturan lempar lembing tersebut antara lain sebagai berikut.

  • Spesifikasi lembing. Lembing merupakan tombak dari kayu atau logam dengan ujung logam yang tajam, serta sebuah pegangan tali padanya. Bobot lembing setidaknya 800 gram dengan panjang 2,6-2,7 m untuk pria dan bobot minimal 600 gram dengan panjang 2,2-2,3 m untuk wanita.
  • Landasan lempar lembing. Tempat untuk melakukan awalan minimal berjarak 30 m, tetapi pada beberapa kondisi panjang bisa menjadi 36,5 m. Lebar landasan adalah 4 m, dengan lengkungan lemparan yang berupa garis memiliki radius 8 m sebagai batas akhir sebelum melemparkan lembing.
  • Area pendaratan lembing. Sektor pendaratan ditandai dengan busur pada lapangan rumput dengan sudut 28,96 derajat.

Aturan cabang olahraga lempar lembing dalam Olimpiade

Selain menentukan peralatan dan area lapangan pertandingan, IAAF juga menentukan cara perhitungan dan sejumlah larangan bagi atlet lempar lembing.

  • Tidak diperbolehkan menggunakan taping untuk merekatkan dua atau lebih jari yang membantu atlet dalam melempar, termasuk untuk penggunaan sarung tangan.
  • Setiap atlet hanya memiliki waktu satu menit untuk melakukan lemparan. Jika mencapai 15 detik terakhir dan atlet belum melempar, wasit akan mengibarkan bendera kuning sebagai peringatan. Jika melebihi batas waktu, poin atlet tidak akan dihitung.
  • Selama melakukan ancang-ancang, atlet harus tetap berada dalam area landasan. Dilarang untuk menyentuh sela-sela atau tanah yang berada di luar landasan.
  • Atlet harus melempar lembing ke bagian atas lengan lempar dan tidak boleh melewati garis batas lengkungan lemparan.
  • Pelanggaran terjadi jika pelempar berputar sepenuhnya sehingga bagian punggung mengarah ke area pendaratan lembing. Atlet tidak boleh memutar badan pada tahap apapun sampai lemparan dan pendaratan selesai.
  • Lembing harus mendarat dalam area pendaratan dan hanya perlu membuat tanda pada permukaan tanah, tidak perlu hingga menempel atau melubangi rumput.
  • Atlet umumnya akan melakukan tiga kali percobaan melempar lembing dalam sebuah kompetisi. Pada beberapa kasus, atlet bisa melakukan hingga enam kali percobaan.
  • Wasit akan menentukan pemenang dengan kriteria lemparan yang sah dan memperoleh jarak terjauh.
  • Jika terdapat seri, kedua atlet akan melakukan sekali percobaan lagi. Atlet yang mendapat lemparan terbaik pada percobaan ini keluar sebagai pemenang.

Lempar lembing merupakan salah satu olahraga atletik yang mengandalkan kekuatan otot lengan, sehingga penting untuk melatih bagian tubuh yang satu ini. Siapa saja bisa melakukan olahraga ini, asalkan berlatih pada lokasi yang aman serta pendampingan bersama pelatih profesional.

Rabu, 29 September 2021

LOMPAT JANGKIT

 

LOMPAT JANGKIT

A.              A. Sejarah

Sejarah singkatnya, olahraga lompat jangkit tercatat sebagai bagian olimpiade perdana di Athena. Nah, pada saat itu teknik yang digunakan masih dua hops di kaki yang sama, kemudian diikuti dengan gerakan melompat.

Fakta terupdate sampai saat ini, juara pertama olahraga lompat jangkit pada olimpiade Athena adalah James Canolly. Beliau merupakan seorang triple jumper.

Jadi, tonggak awal olahraga lompat jangkit terjadi pada masa awal olimpiade tersebut. Akan tetapi, pada perjalanannya lompat jangkit dihapus dari progam olimpiade dan jarang sekali diikutkan dalam kompetisi. Hingga akhirnya pada tahun 1996, lompat jangkit khusus wanita diperkenalkan dalam kompetisi olimpiade di Atlanta.

Sementara itu, dalam mitologi Irlandia (geal ruith) yakni sejenis perlombaan kuno yang diadakan di Irlandia yang berawal pada tahun 1829 SM. Dalam catatan tersebut, atlet melakukan lompatan sebanyak tiga kali atau sama dengan lompat jangkit pada masa kini.

Hasil lompatan diperkirakan mencapai 15 meter. Pada saat itu sejarawan menyimpulkan bahwa lompatan itu ialah hasil rangkaian dari beberapa lompatan yang menjadi dasar lompat jangkit itu sendiri. Namun hal ini tidak menjadi bukti bahwa lompat jangkit ada dalam olimpiade kuno

 

B.                B. Pengertian

§  lompat jangkit sang atlet akan melakukan 3 kali tolakan, tiga kali melayang dan mendarat.

§  Tiga lompatan dalam lompat jangkit ini disebut juga sebagai hop-step-jump.

§  Hop merupakan fase pertama lompatan yang dilakukan oleh atlet dengan menggunakan kaki terkuat untuk melakukan tolakan.

§  Step merupakan lompatan kedua yang harus dilakukan dengan menggunakan kaki yang sama pada waktu fase hop dan jump merupakan lompatan terakhir yang harus dilakukan dengan menggunakan kaki berbeda sebagai tolakan.

§  Posisi ketiga fase lompatan ini sama-sama penting yang artinya sang atlet tetap harus melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada ketiga fase ini.

C.                C. Tahapan lompat jangkit

1.      Awalan (Aproach)

Pada awalan ini, atlet akan berlari sejauh maksimal 45 meter menuju papan tolakan untuk melakukan tolakan pertama (hop).

Pada posisi awal ini atlet akan melakukan persiapan, yakni dengan start berdiri.

Sebelumnya ia harus rileks, mengatur nafas, dan fokus pada papan tolakan. Setelah siap, atlet akan berlari dengan kecepatan sedang menuju ke kecepatan tinggi.

Peralihan dari kecepatan sedang menuju tinggi ini hanya sebentar saja karena dalam lompat jangkit sang atlet harus berlari sekencang-kencangnya agar dapat memiliki momentum lompatan yang bagus.

2.      Jingkat (Hop)

Hop atau lompatan pertama ini dilakukan dengan menggunakan kaki terkuat sebagai tolakan.

Dalam melakukan tolakan, kaki tersebut tidak boleh melebihi papan tolakan (sebagaimana peraturan yang berlaku dalam lompat jauh) namun boleh dilakukan sebelum papan tolakan.

Setelah melakukan tolakan, agar menghasilkan jarak lompat yang jauh, umumnya para atlet akan mengayunkan kaki saat melayang di udara dan mendarat dengan kaki yang sama pada saat tolakan untuk melakukan tolakan kedua (step).

3.      Langkah (Step)

Kaki yang dipergunakan untuk melakukan tolakan pada fase ini merupakan kaki yang sama seperti yang dilakukan pada saat tolakan pertama.

Oleh karena itulah kaki terkuat yang dipergunakan untuk melakukan tolakan pertama dan kedua ini.

Setelah lompatan kedua ini dilakukan, pada saat melayang segera kaki satunya diayunkan kedepan dan bersiap untuk mendarat sekaligus melakukan tolakan.

4.      Lompat (Jump)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kaki yang dipergunakan untuk melakukan tolakan terakhir ini adalah salah satu kaki yang tak dipergunakan untuk melakukan tolakan pertama dan kedua.

Begitu kaki ini mendarat, maka selanjutnya kaki ini akan langsung melakukan tolakan ke arah depan dengan membungkukkan badan agar condong ke depan.

Alasan kenapa badan dibungkukkan adalah agar tubuh tidak terlalu banyak bergesekan dengan udara yang akan mengurangi jarak lompatan, yang kedua tubuh ini berfungsi untuk beriap mendarat.

Jika tubuh membungkuk, kemungkinan tubuh akan jatuh kebelakang saat mendarat bisa diminimalisir karena titik pendaratan yang diukur adalah bagian organ tubuh yang jatuh paling dekat dengan bibir bak pasir bagian depan.

5.      Mendarat

Pendaratan harus dilakukan dengan menggunakan kedua kaki untuk menghindari cidera.

Bilamana atlet mendarat dengan menggunakan satu kaki hal tersebut masih diperbolehkan. Namun demikian pendaratan dengan satu kaki sangat dihindari karena sangat mungkin akan mengakibatkan cidera serius.

Usahakan saat mendarat tubuh tidak jatuh ke belakang. Meski demikian, banyak juga atlet profesional mendarat dengan kedua kaki sekaligus terjatuh kebelakang karena saking besarnya energi yang dipergunakan untuk melompat sehingga menghasilkan jarak yang jauh dan membuat tubuh sulit untuk tidak jatuh ke belakang.

ü  Kaki tolakan yang tegang/ kaku selama melayang di udara.

ü  Dorongan tidak sempurna pada tolakan ke dua dan      ke tiga

D.            D. Gaya Dalam Lompat Jangkit

Sama halnya dengan lompat tinggi dan lompat jauh yang memiliki gaya lompatan, berikut ini beberapa gaya lompat jangkit :

1. Gaya Menggantung

·       Pastikan kedua tangan berada di samping telinga dan dalam keadaan lurus ke atas.

·       Kedua kaki dirapatkan dan diayunkan dari belakang ke depan.

·       Pada awal tolakan dada agak sedikit dibusungkan dan digerakan ke belakang.

·       Badan dan lutut saat di udara diayunkan ke arah depan dengan tenaga yang meksimal.

2. Gaya Berjalan Di Udara

·       Ketika berada pada posisi awal tolakan, posisi dada sedikit dibusungkan.

·       Kedua tangan diayun kebelakang seperti orang yang sedang berlari.

·       Kemudian posisi kedua kaki diayun ke depan, dalam gerakan seperti orang yang sedang berjalan.

 

E.            E. Lapangan Lompat Jangkit

Lapangan menjadi kebutuhan pokok untuk pelaksanaan lompat jangkit. Lapangan ini terdiri dari tiga bagian, yakni lintasan lari, papan tolakan, dan bak pasir. Nah untuk lebih jelasnya simak penjelasannya dibawah ini.


1.    Bak pasir memiliki ukuran panjang paling minim 7-9 meter dan lebar 2,75 meter dan diisi dengan pasir halus.

2.    Papan tolakan atau tumpuan terletak sejauh 11-13 meter dari tepi depan bak pasir. Papan tersebut memiliki ukuran panjang 1,22 meter, lebar 0,20 meter dan tinggi 0,05 meter yang dicat dengan warna putih.

3.    Panjang lintasan awalan untuk lari yakni 40-45 meter dengan lebar 1,22 meter berbentuk lurus dengan garis tepi berwarna putih sebagai batas. Namun kebanyakan lintasan awalan lompat jangkit tidak memiliki batas tepi. Hal itu dikarenakan atlet dianggap sudah tahu dan paham.

 

  1. Peraturan Lompat Jangkit

Seorang atlet/jumper yang dinyatakan gagal dalam pertandingan olimpiade, jika ia melanggar aturan penting lompat jauh. Beberapa aturan penting ini tidak boleh diabaikan begitu saja karena berakibat fatal.

Oleh karena itulah, untuk meminimalisir kegagalan sebaiknya atlet mengetahui dan memahami peraturan lompat jauh berikut ini. 

1.    Atlet ataupun pelompat pada lompat jangkit tidak diperbolehkan melakukan tolakan pertama dengan melebihi batas papan tolakan, namun masih diperbolehkan melakukan tolakan sebelum menginjak papan tolakan.

2.    Saat tolakan kedua harus menggunakan kaki yang sama dengan tolakan pertama.

3.    Tolakan ketiga diharuskan menggunakan kaki yang berbeda dengan tolakan pertama dan kedua.

4.    Setelah tolakan ketiga, pada saat melayang, atlet lompat jangkit tidak diperbolehkan melakukan gerakan salto.

5.    Atlet tidak diperbolehkan mendarat di luar area pendaratan. Menyentuh tepi bak pasir juga akan dianggap diskualifikasi.

 

  1. Peralatan Lompat Jangkit

Olahraga lompat jangkit memerlukan berbagai peralatan selain kostum dan sepatu atlet. Nah, berikut ini merupakan beberapa peralatan yang dipergunakan dalam pertandingan lompat jangkit, diantaranya adalah:

1.         Lapangan lompat jangkit yang sesuai standar internasional.

2.         Peluit untuk memberikan aba-aba.

3.         Pengeras suara untuk menginformasikan hasil lompatan ataupun memanggil atlet.

4.         Alat untuk mengukur jarak lompatan seperti roll meter.

5.         Kamera pemantau lompatan agar hasil lompatan akurat.

6.         Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin.

7.         Alat-alat untuk meratakan pasir pada bak pasir dan cangkul.

8.         Bendera merah, kuning, putih sebagai alat penanda.

9.         Scoring board yang digunakan untuk mencatat nomor atlet dan hasil lompatan.

H.    Kesalahan dan Hal yang harus di hindari

ü  Mendarat dengan tumit.

ü  Badan condong terlalu jauh ke depan.

ü  Mendarat terlalu tegang.

ü  Gerakan badan yang pendek, mendadak dan menyilang.

ü  Kehilangan keseimbangan badan.

ü  Take-off yang kurang sempurna.

 

SENAM LANTAI

  Senam Lantai Pada umumnya, di dalam pertandingan resmi, senam lantai dilakukan di atas lantai yang memiliki ukuran 12×12. Organisasi...