LOMPAT JANGKIT
A.
A. Sejarah
Sejarah singkatnya, olahraga lompat
jangkit tercatat sebagai bagian olimpiade perdana di Athena. Nah, pada saat itu
teknik yang digunakan masih dua hops di kaki yang sama, kemudian diikuti dengan
gerakan melompat.
Fakta terupdate sampai saat ini,
juara pertama olahraga lompat jangkit pada olimpiade Athena adalah James
Canolly. Beliau merupakan seorang triple jumper.
Jadi, tonggak awal olahraga lompat
jangkit terjadi pada masa awal olimpiade tersebut. Akan tetapi, pada
perjalanannya lompat jangkit dihapus dari progam olimpiade dan jarang sekali
diikutkan dalam kompetisi. Hingga akhirnya pada tahun 1996, lompat jangkit
khusus wanita diperkenalkan dalam kompetisi olimpiade di Atlanta.
Sementara itu, dalam mitologi
Irlandia (geal ruith) yakni sejenis perlombaan kuno yang diadakan di Irlandia
yang berawal pada tahun 1829 SM. Dalam catatan tersebut, atlet melakukan
lompatan sebanyak tiga kali atau sama dengan lompat jangkit pada masa kini.
Hasil lompatan
diperkirakan mencapai 15 meter. Pada saat itu sejarawan menyimpulkan bahwa
lompatan itu ialah hasil rangkaian dari beberapa lompatan yang menjadi dasar
lompat jangkit itu sendiri. Namun hal ini tidak menjadi bukti bahwa lompat
jangkit ada dalam olimpiade kuno
B. B. Pengertian
§
lompat jangkit sang atlet akan melakukan 3 kali
tolakan, tiga kali melayang dan mendarat.
§
Tiga lompatan dalam lompat jangkit ini disebut juga
sebagai hop-step-jump.
§
Hop merupakan fase pertama lompatan yang dilakukan
oleh atlet dengan menggunakan kaki terkuat untuk melakukan tolakan.
§
Step merupakan lompatan kedua yang harus dilakukan
dengan menggunakan kaki yang sama pada waktu fase hop dan jump merupakan
lompatan terakhir yang harus dilakukan dengan menggunakan kaki berbeda sebagai
tolakan.
§
Posisi ketiga fase lompatan ini sama-sama penting yang
artinya sang atlet tetap harus melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada ketiga
fase ini.
C. C. Tahapan lompat jangkit
1. Awalan (Aproach)
Pada awalan ini, atlet akan berlari sejauh maksimal
45 meter menuju papan tolakan untuk melakukan tolakan pertama (hop).
Pada posisi awal ini atlet akan melakukan persiapan,
yakni dengan start berdiri.
Sebelumnya ia harus rileks, mengatur nafas, dan
fokus pada papan tolakan. Setelah siap, atlet akan berlari dengan kecepatan sedang
menuju ke kecepatan tinggi.
Peralihan dari kecepatan sedang menuju tinggi ini
hanya sebentar saja karena dalam lompat jangkit sang atlet harus berlari
sekencang-kencangnya agar dapat memiliki momentum lompatan yang bagus.
2. Jingkat (Hop)
Hop atau lompatan pertama ini dilakukan dengan menggunakan kaki terkuat sebagai tolakan.
Dalam melakukan tolakan, kaki tersebut tidak boleh melebihi papan tolakan (sebagaimana peraturan yang berlaku dalam lompat jauh) namun boleh dilakukan sebelum papan tolakan.
Setelah melakukan tolakan, agar menghasilkan jarak lompat yang jauh, umumnya para atlet akan mengayunkan kaki saat melayang di udara dan mendarat dengan kaki yang sama pada saat tolakan untuk melakukan tolakan kedua (step).
3. Langkah (Step)
Kaki yang dipergunakan untuk melakukan tolakan pada fase ini merupakan kaki yang sama seperti yang dilakukan pada saat tolakan pertama.
Oleh karena itulah kaki terkuat yang dipergunakan untuk melakukan tolakan pertama dan kedua ini.
Setelah lompatan kedua ini dilakukan, pada saat melayang segera kaki satunya diayunkan kedepan dan bersiap untuk mendarat sekaligus melakukan tolakan.
4. Lompat (Jump)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kaki yang dipergunakan untuk melakukan tolakan terakhir ini adalah salah satu kaki yang tak dipergunakan untuk melakukan tolakan pertama dan kedua.
Begitu kaki ini mendarat, maka selanjutnya kaki ini akan langsung melakukan tolakan ke arah depan dengan membungkukkan badan agar condong ke depan.
Alasan kenapa badan dibungkukkan adalah agar tubuh tidak terlalu banyak bergesekan dengan udara yang akan mengurangi jarak lompatan, yang kedua tubuh ini berfungsi untuk beriap mendarat.
Jika tubuh membungkuk, kemungkinan tubuh akan jatuh kebelakang saat mendarat bisa diminimalisir karena titik pendaratan yang diukur adalah bagian organ tubuh yang jatuh paling dekat dengan bibir bak pasir bagian depan.
5. Mendarat
Pendaratan harus dilakukan dengan menggunakan kedua kaki untuk menghindari cidera.
Bilamana atlet mendarat dengan menggunakan satu kaki hal tersebut masih diperbolehkan. Namun demikian pendaratan dengan satu kaki sangat dihindari karena sangat mungkin akan mengakibatkan cidera serius.
Usahakan saat mendarat tubuh tidak jatuh ke belakang. Meski demikian, banyak juga atlet profesional mendarat dengan kedua kaki sekaligus terjatuh kebelakang karena saking besarnya energi yang dipergunakan untuk melompat sehingga menghasilkan jarak yang jauh dan membuat tubuh sulit untuk tidak jatuh ke belakang.
ü Kaki tolakan yang tegang/ kaku selama melayang di udara.
ü Dorongan tidak sempurna pada tolakan ke dua dan ke tiga
D. D. Gaya Dalam Lompat Jangkit
Sama halnya dengan lompat tinggi dan lompat jauh yang memiliki gaya lompatan,
berikut ini beberapa gaya lompat jangkit :
1. Gaya
Menggantung
·
Pastikan kedua
tangan berada di samping telinga dan dalam keadaan lurus ke atas.
·
Kedua kaki
dirapatkan dan diayunkan dari belakang ke depan.
·
Pada awal tolakan
dada agak sedikit dibusungkan dan digerakan ke belakang.
·
Badan dan lutut saat
di udara diayunkan ke arah depan dengan tenaga yang meksimal.
2. Gaya
Berjalan Di Udara
·
Ketika berada pada
posisi awal tolakan, posisi dada sedikit dibusungkan.
·
Kedua tangan diayun
kebelakang seperti orang yang sedang berlari.
·
Kemudian posisi
kedua kaki diayun ke depan, dalam gerakan seperti orang yang sedang berjalan.
E. E. Lapangan Lompat Jangkit
Lapangan menjadi kebutuhan pokok untuk pelaksanaan lompat jangkit. Lapangan
ini terdiri dari tiga bagian, yakni lintasan lari, papan tolakan, dan bak
pasir. Nah untuk lebih jelasnya simak penjelasannya dibawah ini.
1.
Bak pasir memiliki
ukuran panjang paling minim 7-9 meter dan lebar 2,75 meter dan diisi dengan
pasir halus.
2.
Papan tolakan atau
tumpuan terletak sejauh 11-13 meter dari tepi depan bak pasir. Papan tersebut
memiliki ukuran panjang 1,22 meter, lebar 0,20 meter dan tinggi 0,05 meter yang
dicat dengan warna putih.
3.
Panjang lintasan
awalan untuk lari yakni 40-45 meter dengan lebar 1,22 meter berbentuk lurus
dengan garis tepi berwarna putih sebagai batas. Namun kebanyakan lintasan
awalan lompat jangkit tidak memiliki batas tepi. Hal itu dikarenakan atlet
dianggap sudah tahu dan paham.
- Peraturan Lompat Jangkit
Seorang atlet/jumper
yang dinyatakan gagal dalam pertandingan olimpiade, jika ia melanggar aturan
penting lompat jauh. Beberapa aturan penting ini tidak boleh diabaikan begitu
saja karena berakibat fatal.
Oleh karena itulah,
untuk meminimalisir kegagalan sebaiknya atlet mengetahui dan memahami peraturan
lompat jauh berikut ini.
1.
Atlet ataupun
pelompat pada lompat jangkit tidak diperbolehkan melakukan tolakan pertama
dengan melebihi batas papan tolakan, namun masih diperbolehkan melakukan
tolakan sebelum menginjak papan tolakan.
2.
Saat tolakan kedua
harus menggunakan kaki yang sama dengan tolakan pertama.
3.
Tolakan ketiga
diharuskan menggunakan kaki yang berbeda dengan tolakan pertama dan kedua.
4.
Setelah tolakan
ketiga, pada saat melayang, atlet lompat jangkit tidak diperbolehkan melakukan
gerakan salto.
5.
Atlet tidak
diperbolehkan mendarat di luar area pendaratan. Menyentuh tepi bak pasir juga
akan dianggap diskualifikasi.
- Peralatan Lompat Jangkit
Olahraga lompat jangkit memerlukan berbagai peralatan selain kostum dan
sepatu atlet. Nah, berikut ini merupakan beberapa peralatan yang dipergunakan
dalam pertandingan lompat jangkit, diantaranya adalah:
1.
Lapangan lompat
jangkit yang sesuai standar internasional.
2.
Peluit untuk memberikan
aba-aba.
3.
Pengeras suara untuk
menginformasikan hasil lompatan ataupun memanggil atlet.
4.
Alat untuk mengukur
jarak lompatan seperti roll meter.
5.
Kamera pemantau
lompatan agar hasil lompatan akurat.
6.
Alat yang digunakan
untuk mengukur kecepatan angin.
7.
Alat-alat untuk
meratakan pasir pada bak pasir dan cangkul.
8.
Bendera merah,
kuning, putih sebagai alat penanda.
9.
Scoring board yang
digunakan untuk mencatat nomor atlet dan hasil lompatan.
H. Kesalahan dan Hal yang harus di hindari
ü Mendarat dengan tumit.
ü Badan condong terlalu jauh ke depan.
ü Mendarat terlalu tegang.
ü Gerakan badan yang pendek, mendadak dan menyilang.
ü Kehilangan keseimbangan badan.
ü Take-off yang kurang sempurna.